Hakikat Pendidikan Islam



 
Menurut Ahmad Tafsir,(1992:24) Uraian ini akan membahas sekilas tentang hakikat pendidikan islam yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan bila membicarakan tentang pembelajaran agama islam. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar agama islam yang terjadi pada lembaga pendidikan itu merupakan sebagian kecil dari makna pendidikan islam yang sangat luas. Pendidikan islam secara luas dapat berbentuk formal, non formal maupun informal.
Dalam konteks keindonesiaan, pendidikan islam merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Dimana pembelajaran agama islam, dalam konteks kebijakan pendidikan nasional identik dengan pendidikan agama islam yang diselenggarakan pada lembaga pendidikan formal disemua jenjang pendidikan, mulai pendidikan anak usia dini, dasar, menengah dan pendidikan tinggi.
      Dalam pembahasan ini akan dikupas seputar pengertian, tujuan, dan materi pendidikan islam secara umum.
1. Pengertian Pendidikan Islam
      Achmadi menyimpulkan, (2005) bahwaSecara etimologis, pengertian pendidikan islam digali dari Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber pendidikan islam. Dari kedua sumber tersebut, ditemukan ayat-ayat atau hadist-hadist yang menagndung kata-kata atau istilah-istilah yang pengertianya terkait dengan pendidikan islam, misalnya: Tarbiyah, Ta’lim, Ta’dib. Bertolak dari tinjauan etimologi ini, kata islam yang melekat dalam pendidikan islam adalah pendidikan yang berwarna islam,  pendidikan islam adalah pendidikan yang didasarkan islam.                            
Menurut tinjauan etimologis, para ahli memberikan  beragam pendapat dalam memberikan makna pendidikan islam, diantaranya :
      Achmadi, mendefinisikan bahwa pendidikan islam adalah segala usaha untuk memelihara fitrah manusia, serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (Insan Kamil) sesuai dengan norma islam.
       Musthafa al-Ghulayani,(1953:189) Pengertian yang dikemukakan achmadi tersebut mengandung arti bahwa dalam proses pendidikan islam terdapat usaha memelihara kesucian manusia, hal itu merupakan fitrah yang ada sejak lahir serta mengembangkan segenap potensi jiwa yang terdapat padanya melalui segenap usaha., sehingga manusia tersebut terbentuk menjadi manusia yang sempurna berdasarkan pandangan islam. Syaikh Mustafa al- Ghulayani memaknai pendidikan sebagai berikut :
التربية هي غرس الاخلاق الفاضلة في نفوس الناس شئين وسقيها يماء الارشاد والنصيحة
حتي تصبح ملكة من ملكات النفس ثم تكون ثمرتها الفضلة والخير وحب العمل الوطن
 “Pendidikan adalah menanamkan akhlaq yang mulia dalam jiwa murid serta menyiraminya dengan petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi kecenderungan jiwa yang membuahkan keutamaan, kebaikan serta cinta bekerja yang berguna bagi tanah air”. 
Sedangkan menurut Muhammad Fadhil Al Jamaly sebagaimana dikutip Muhaimin dan Abdul Mujib, berpendapat bahwa pendidikan islam adalah upaya mngembangkan, mendorong, serta mengajak manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuknya pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.
        Definisi ini mempunyai beberapa prinsip yang dikemukakan  dalam pendidikan islam yaitu: Pendidikan merupakan proses perbantuan pencapaian tingkat kesempurnaan, yaitu manusia yang mencapai tingkat keimanan dan berilmu yang disertai dengan melakukan amal saleh. Dan konsep-konsep nilai dalam pendidikan islam adalah nilai-nilai agama islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadist.
      Selanjutnya Achmad D.Marimba mengartikan pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran islam.
      Dalam definisi ini terlihat jelas bahwapendidikan islam itu membimbing anak didik dalam perkembangan dirinya baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan pada hukum-hukum islam.
      Dari pengertian yang dipaparkan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam merupakan proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrah anak, guna mencapai keselarasan dan kesempuranaan hidup dalam segala aspeknya, serta menjadi manusia yang dapat menyelaraskan kebutuhan hidup jasmani-rohani, struktur kehidupan dunia – akhirat, keseimbangan pelaksanaan fungsi manusia sebagai khalifah allah dan keseimbangan pelaksanaan segala dimensi yang terdapat dalam diri manusia, sehingga menjadikan dia hidup bahagia, sejahtera dan penuh kesempuranaan.
          Dengan kata lain, pendidikan islam merupakan usaha sadar dalam membimbing, memelihara baik secara jasmani dan sosial, rohani dalam tingkat kehidupan individu dan sosial, untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum islam menuju terbentuknya manusia ideal ( Insan Kamil) yang berkepribadian muslim dan berakhlaq terpuji serta taat pada agama islam, sehingga dapat tercapai kehidupan bahagia dan sejahtera lahir dan batin di dunia dan akhirat.
2. Tujuan Pendidikan Islam
      Pada dasarnya tujuan pendidikan islam identik dengan tujuan hidup manusia. Secara umum, tujuan pendidikan islam adalah arah yang diharapkan setelah subyek didik mengalami perubahan proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya.
      Sedangkan secara khusus, tujuan pendidikan islam seperti yang dikemukakan oleh pakar pendidikan, diantaranya sebagai berikut :
      Ali Asyraf mengatakan bahwa pendidikan islam bertujuan menimbulkan pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, intelektual, rasional, perasaan dan kepekaan tubuh manusia.
          Karena itu, pendidikan seharusnya menyediakan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspek spiritual, intelektual, imaginatif, fiksi, ilmiah, linguistik, baik secara individu maupun secara kolektif dan memotifasi semua aspek untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan.
          Pada pernyataan tersebut, terkesan bahwa tujuan pendidikan islam adalah berusaha untuk menciptakan pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang antara semua potensi jiwa manusia, yaitu menyelaraskan fungsi fisik, akal dan perasaan atau daya spiritual manusia untuk menjadi baik yang pada akhirnya membawa manusia tersebut sempurna dalam hidupnya.
      Zakiah Darajat bependapat tentang tujuan pendidikan islam dengan pernyataan :
      “ Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan islam, akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapakan terwujud setelah orang mengalami pendidikan secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola taqwa     
          Sedangkan menurut Muhaimin dan Abd. Mujid bahwa tujuan pendidikan islam berfokus pada tiga dimensi yaitu : Pertama, terbentuknya “insan kamil” (manusia universal, conscience) yang mempunyai wajah-wajah Qur’ani. Kedua, terciptanya insan kaffah yang mempunyai dimensi – dimensi religius, budaya, dan ilmiah. Ketiga, penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, kahlifah Allah serta sebagai warasatul ambiya’ dan memberikan bekal yang memadai dalam rangka pelaksanaan fungsi tersebut.
         Dari segenap uraian tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan diatas, dapat diambil suatu konsep bahwa pada hakekat tujuan pendidikan islam adalah berusaha mewujudkan manusia ideal menurut citra islam.
3. Materi Pendidikan Islam
      Sasaran dan tujuan pendidikan akan tercapai, bilamana materi pendidikan tersebut diseleksi dengan baik dan tepat. Materi dalam konteks ini intinya adalah subtansi yang akan disampaikan  dalam proses interaksi edukatif kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam sebagaimana telah diuraikan.
      Intisari pengajaran pada periodesasi Nabi Muhammad, dapat dikelompokkan menjadi tiga divisi utama yang meliputi bidang akidah, ibadah dan akhlak. Sesuai dengan hadist Nabi yang diajarkan malaikat jibril kepada Nabi Muhammad. Hadist ini diriwayatkan oleh Umar r.a.
يامحمد اخبرني عن الاسلام فقال رسول الله صلعم الاسلام ان تشهد ان لااله الاالله وان محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت استطاع اليه سببلا قال صدقت فعجببنا له يساءله ويصدقه   
 ( رواه المسلم )
 “ Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang islam, maka rasul menjawab: Islam itu, beraksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan
zakat, puasa dibulan Ramadlan dan menunaikan ibadah haji jika mampu. Laki-laki itu berkata, kamu benar Muhammad, maka kami pun heran kepadanya menanyakan dan membenarkanya. Laki-laki itu berkata lagi : beritahukan kepadaku tentang iman, rasul menjawab : beriman kepada allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman kepada qadha dan qodar baik dan buruknya. Laki-laki itu membenarkanya, kemudian berkata lagi, beritahukan kepadaku tentang ihsan. Rasul menjawab beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihatnya sesungguhnya Allah melihatmu. Kemudian laki-laki itu pergi begitu saja kemudian nabi bertanya kepada Umar r.a., hai umar apakah kamu mengetahui siapakah yang bertanya? Umar menjawab : Allah dan rosulnya lah yang mengetahui. Nabi berkata sesungguhnya laki-laki tersebut adalah malaikat jibril yang mendatangi kalian untuk mengajarkan kalian tentang agama kalian (islam). (H.R.Muslim)”.
      Bahwa hadist di atas menunjukan inti dari meteri pendidikan islam adalah Iman (akidah), Ibadah dan akhlakul karimah. Secara mendasar materi pendidikan islam dapat dijelaskan sebagai berikut :


a. Pendidikan Iman (Akidah)
      Pendidikan akidah adalah inti dari dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini. Karena dengan pendidikan inilah anak akan mengenali sipa Tuhannya, bagaimana cara bersikap kepada tuhannya, dan apa saja yang meski mereka perbuat dalam hidup ini. Materi pendidikan keimanan ini adalah untuk mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun islam dan dasar-dasar syariah. Sejak anak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu. Kata Abdullah Nasib Ulwan, ( 1981: 151) Adapun tujuan mendasra dari pendidikan ini adalah agar anak hanya mengenal islam mengenai dirinya. Al-Qur’an sebagai imamnya dan Rasulullah sebagai pemimpinya dan teladanya. Seiring dengan hadist di atas bahwa iman : engkau percaya kepada Allah SWT, Malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya, para utusanya, hari kahir, dan Qadha dan Qodar baik baik maupun buruk.
b. Pendidikan Ibadah
      Materi pendidikan ibadah secara menyeluruh oleh para ulama telah dikemas dalam sebuah disiplin ilmu, yang dinamakan ilmu fiqh dan fiqh islam. Karena seluruh tata peribadatan telah dijelaskan didalamnya, sehingga perlu diperkenalkan sejak dini dan sedikit demi sedikit dibiasakan dalam diri anak, agar kelak mereka tumbuh menjadi insan–insan yang bertaqwa Pranata-pranata (aturan) ibadah di dalam islam, termasuk shalat, merealisasikan tujuan umum pendidikan islam, yaitu menanamkan jiwa taqwa. Pendidikan ibadah di sini, khususnya pada pendidikan shalat merupakan tiang dari segala amal ibadah. Dan shalat tidak hanya terbatas pada konteks fi’liyah, melainkan menanamkan nilai-nilai dibalik ibadah shalat, sehingga mampu tampil sebagai pelopor amar ma’ruf nahi munkar serta jiwanya teruji menjadi orang yang sabar.
 c. Pendidikan Akhlak
      pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak masa analisa hingga menjadi seorang mukallaf, seseorang yang telah siap
mangarungi lautan kehidupan. Tujuan dari pendidikan akhlak ini adalah untuk membentuk benteng religius yang berakar pada hati sanubari. Benteng tersebut akan memisahkan anak dari sifat-sifat negatif, kebiasaan dosa dan tradisi jahiliyah.
      Referensi paling penting pendidikan akhlak sesungguhnya adalah al – Qur’an. Pendidikan akhlak dalam al-Qur’an menempati porsi yang besar. Tujuan pendidikan islam dapat dicapai melalui pendidikan akhlak dalam bentuk pengembangan sikap kepasrahan, penghambaan dan ketakwaan Allah SWT menjadikan sifat-sifatnya yang terdapat didalam al-asmaul al-husna sebagai nilai ideal akhlak yang mulia dan menyerukan kepada manusia untuk meneladaninya.
      Refleksi sikap keyakinan seseorang yang telah islam dan beriman, menyadari  dan meyakini adanya kodrat dan pengawasan Allah kapanpun., dimanapun dia berada, meyakini bahwa Allah selalu memonitorinya. bahwa upaya mewujudkan tujuan pendidikan islam, yaitu akhlakul karimah. Dan akhlakul karimah mencakup tiga hal yaitu : taqwa, taqarrub dan tawakal. Taqwa merupakan rasa keagamaan yang paling mendasar. Karena ketaqwaannya tersebut, seseorang menjadi dekat dengan Allah (Taqarrub Illallah). Dan selalu bertawakkal kepada Allah, meski apapun yang terjadi.

Aika, Aruna. 2016. Pendidikan di Indonesia. Gresik: AikaBuku

1 komentar: