1. Pengertian
Penemuan (discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar. Cara mengajar dengan metode penemuan (discovery) menempuh langkah-langkah berikut : (a) Adanya masalah yang akan dipecahkan, (b) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik, (c) Konsep atau prisnsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut dan perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas, (d) Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan, (e) Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, (f) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data, (g) Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dan sesuai dengan data dan informasi yang diperlukan peserta didik. (Mulyasa, 2011:110).
Pembelajaran penemuan (Discovery) dibedakan menjadi 2 yaitu, pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning). Pada penelitian ini model pembelajaran yang akan digunakan adalah model Guided Discovery (penemuan terbimbing). Howe and Jones (1993:172) menjelaskan : “Guided discovery
is an instructional method that allow and requires more pupil autonomy than direct instruction. This method is the one most often recommended by science educators,....” Pembelajaran penemuan terbimbing memungkinkan peserta didik belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, juga belajar memecahkan masalah secara mandiri melalui penyelidikan.
Dalam penyampaian, materi pengajaran peserta didik tidak diberitahukan sebelumnya sehingga sebagian konsep atau seluruhnya ditemukan sendiri. Menurut Johnson (Wasty Soemanto, 2003 : 228) discovery learning adalah usaha untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang lebih dalam.
Menurut Martin (2006 : 223), penemuan terbimbing menggabungkan guru yang fokus dalam metodologi ekpositori dengan anak yang fokus pada metodologi free-discovery. Pada penemuan terbimbing guru memilih topik dan menetapkan arah. Peserta didik-peserta didik bertanya yang nantinya akan menentukan arah yang baru. Guru menyarankan kegiatan openended bahwa peserta didik mengejar untuk menemukannya, menyelidiki apa yang belum mereka pahami, dan membangun kesimpulan mereka sendiri seperti konsep yang mereka bangun. Peserta didik memeriksa kesimpulan mereka untuk melihat apakah mereka memiliki kemampuan prediksi dan berkomunikasi. Jika demikian, mereka berdiskusi satu sama lain dan dengan guru untuk mengkonfirmasi kevalidasiannya. Jika validitas tidak dapat dikonfirmasi, mereka memulai investigasi untuk mengembangkan merevisi kesimpulan dan merekonstruksi konsep.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Guided Discovery
Ciri utama perencanaan pembelajaran dengan penemuan terbimbing (Guided Discovery) menurut Howe (1993)
a. Tujuan-tujuan kinerja (performance objectives) berisi pernyataan hasil sasaran tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
b. Bahan-bahan yang digunakan (materials), dapat berupa daftar alat dan bahan yang diperlukan selama kegiatan pembelajaran yang akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran
c. Kegiatan-kegiatan pembelajaran (learning activities)
1) Motivasi (motivation)
Pada tahap ini guru mengorientasikan peserta didik pada masalah, dengan menyajikan ilustrasi kemudian
meminta peserta didik untuk merumuskan masalah berdasarkan ilustrasi tersebut dan menjelaskan tujuan
pembelajaran
2) Pengumpulan data (data collection)
Pada tahap ini semua peserta didik melakukan kegiatan eksperimen dan terlibat dalam pengamatan. Dimana
peserta didik mengumpulkan informasi/data dengan melaksanakan kegiatan percobaan dan memasukkan data ke dalam tabel percobaan.
3) Pemrosesan data (data processing)
Pada tahap ini terjadi proses pengolahan data atau menganalisis data. Kegiatan ini adalah bagian terpenting
dari pembelajaran discovery atau penemuan. Kegiatan ini diperlukan suatu diskusi untuk mendiskusikan sesuatu yang berbeda dari data yang didapatkan dalam pengamatan.
4) Kegiatan penutup (closure)
Pada tahap ini peserta didik menarik kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Untuk
pengembangan lebih lanjut, maka guru dapat melanjutkan menutup pelajaran dengan suatu pertanyaan/soal
d. Penilaian (appraisal)
3. Tahapan Pembelajaran Guided Discovery
Ahmadi dan Prasetya (dalam Illahi,2012) mengemukakan secara garis besar tentang prosedur pembelajaran berdasarkan penemuan (discovery based learning). Sintaks pembelajaran penemuan terbimbing dijabarkan sebagai berikut:
Motivation
Simulation
Guru
mengajukan persoalan atau meminta peserta didik untuk memperhatikan uraian yang
memuat persoalan
Problem Statement
Dalam
hal ini peserta didik Guru memberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan.
Kemudian permasalahan tersebut dirumuskan peserta didik dalam bentuk pertanyaan
atau hipotesis.
Data collection
Untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan hipotesis, peserta didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan.
Menjelaskan
prosedur /langkah-langkah dalam pengerjaan LKS (percobaan membuktikan
hipotesis) dengan penemuan terbimbing dan membentuk kelompok.
Data processing
Semua
informasi hasil observasi kemudian dikalsifikasikan, dihitung dan ditafsirkan.
Dalam hal ini diperlukan pemrosesan data yang sudah diperoleh
Membimbing
peserta didik melakukan kegiatan penemuan dengan mengarahkan peserta didik untuk
memperoleh informasi yang membantu
proses
penemuan
Closure/ Verification
Berdasarkan
hasil pengolahan atau pemrosesan data yang ada, pertanyaan hipotesis yang
dirumuskan sebaiknya dicek terlebih dahulu.
Membimbing
peserta didik dalam mempresentasikan hasil penemuan/penyelidikan dan
mengevaluasi penemuan konsep/data yang telah diperoleh.
Appraisal/ Generalization
Dalam
tahap ini, peserta didik belajar menarik kesimpulan dan menganalisis proses penemuan.
Membimbing
peserta didik berfikir tentang proses penemuan, memberikan umpan balik dan merumuskan
kesimpulan / menemukan konsep.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran
Guided Discovery Bruner (dalam Carin, 1993) menyatakan beberapa keuntungan dengan guided discovery, yaitu:
a. Intellectual potency
b. Intrinsic rather than extrinsic motives
c. Learning the heuristics of discovery
Dengan model pembelajaran guided discovery diharapkan peserta didik dapat berperan aktif dalam belajar, karena peserta didik akan terlatih secara mandiri untuk menemukan konsep-konsep materi yang dipelajarinya. Kelebihan metode penemuan terbimbing adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2013)
1) Dapat membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya
2) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan pendapat.
3) Membantu peserta didik menghilangkan sikap skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah kepada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti
4) Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik
5) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru
6) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung begaimana cara belajarnya.
7) Pengetahuan yang diperolah melaui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
8) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil
9) Metode ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri
10) Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akal dan motivasi sendiri.
11) Mendorong peserta didik berfikir intuisi, merumuskan hipotesis sendiri dan bekerja atas inisiatif sendiri
12) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik, situasi proses belajar menjadi terangsang
13) Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pembentukan manusia seutuhnya.
14) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa
15) Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar
16) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Sementara itu kekurangannya adalah sebagai berikut
(Depdiknas, 2013)
1) Metode ini menimbulakan asumsi bahwa kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar peserta didik dalam jumlah banyak, karena membutuhkan waktu lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya
3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini banyak buyar berhadapan dengan peserta didik dan guru yang terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama
Sumber:
Aika, Aruna. 2016. Pendidikan di Indonesia. Gresik: AikaBuku
Carin, Arthur. 1993. Teaching and Science Through Discovery. New York: Macmillan Publishing Company
Illahi, M Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi & Mental Vocational Skill. Yogyakarta: DIVA Press
Sumber:
Aika, Aruna. 2016. Pendidikan di Indonesia. Gresik: AikaBuku
Carin, Arthur. 1993. Teaching and Science Through Discovery. New York: Macmillan Publishing Company
Howe, Ann C; Jones, Linda.1993. Engging Children in Science (ebook). Michigan University: Merrill College
Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung : PT Remaja Rosdakarya
0 komentar